Si Pengejar Katak yang Terdesak
TERMASUK species ular kecil, berukuran panjang 70-100 cm, dengan warna tubuh umumnya kecoklatan dengan variasi hijau-keputihan pada bagian perut, dan bagian atas lebih kehitaman. Aktif menghuni semak-semak, rerumputan, bahkan ditemukan di atap-atap atau dalam lubang-lubang di rusuk rumah. Relatif jinak, walaupun dapat bergerak sangat cepat dan sukar terlihat jika meluncur di belukar. Makanan utamanya adalah katak, tetapi dapat juga tikus dan burung kecil. Di lingkungan orang Bugis dikenal dengan nama ula paccuppang.
Ular ini sekarang mulai jarang ditemukan, terutama karena keterdesakannya oleh perilaku manusia: kerusakan habitat yang menyebabkan berkurangnya jumlah mangsa, terutama di daerah perkotaan. Selama pengamatan di lapangan, dalam tahun 2009, hanya ditemukan 4 kali, itupun secara kebetulan. Hal-hal ini menunjukkan, bahwa species reptil jauh lebih sulit bertahan dibanding beberapa species lainnya.
Foto-foto yang ditayang di sini, diambil di Parepare (Sulawesi Selatan) pada Agustus dan Oktober 2009. Perlu perhatian khusus terhadap species ini, karena kelihatannya akan segera menghilang seiring dengan desakan permukiman yang tidak terkendali. (ais)
Foto-foto oleh Ais, 2009, dengan Canon PowerShot S3 IS
About this entry
You’re currently reading “Si Pengejar Katak yang Terdesak,” an entry on Daily Green Notes
- Telah Diterbitkan:
- 12 November 2009 / 2:02 pm
- Kategori:
- FAUNA, Reptiles
- Tag:
- SQUAMATA
No comments yet
Jump to comment form | comment rss [?] | trackback uri [?]