Blue Emerald di Daun dan Batu

WARNANYA kebiruan dengan garis-garis gelap, terutama tampak pada bagian dada (thorax), dengan sayap bening dan ekor kehitaman. Matanya yang besar, berwarna biru seperti safir. Sebagai species, jelas tampak hidup soliter, tetapi cukup aktif berinteraksi dengan sesama capung dari species berbeda. Panjang species ini sekitar 3-4 cm, dan tergolong penerbang yang cepat.

Capung Odonata Sulawesi 8A

Capung Odonata Sulawesi 8B

Capung Odonata Sulawesi 8C

Capung Odonata Sulawesi 8D

Dari pengamatan yang dilakukan di Parepare, Sulawesi Selatan, masing-masing pada 17 dan 30 Mei, 6 Juni,  4, 19 dan 25 Juli, serta 2 Agustus 2009, ditemukan fakta bahwa species ini bukanlah species musiman, karena kemungkinan dapat ditemukan sepanjang tahun, dengan jumlah yang stabil. Hal ini sangat berbeda dengan beberapa species lain, yang pada musim tertentu berjumlah sangat banyak, tetapi kemudian di bulan-bulan lainnya sangat sukar dijumpai.

Capung Odonata Sulawesi 8E

Capung Odonata Sulawesi 8F

Capung Odonata Sulawesi 8G

Pada setiap lokasi pengamatan, jumlah individu yang ditemukan sedikit, hanya 6 – 10 ekor, tetapi hampir selalu hadir di setiap lokasi. Relung utama yang dihuni adalah daerah aliran air, khususnya pada areal yang sedikit bernaung dan berbatu-batu. Tidak pernah ditemukan di daerah rawa, sawah atau rerumputan di lapangan-lapangan terbuka.  Namun  demikian, capung ini cukup menyukai sinar matahari, bahkan terik sekalipun.

Capung Odonata Sulawesi 8H

Capung Odonata Sulawesi 8I

Capung Odonata Sulawesi 8J

Capung Odonata Sulawesi 8K

Kebiasaannya, yang tampak dalam pengamatan, adalah hinggap di dedaunan atau di batu-batu, terutama batu yang lembab, bahkan yang berkondisi becek. Tidak pernah ditemukan bertengger di ranting-ranting kering. Pola interaksinya dengan species lain terkesan seperti “hit and run” – biasanya mereka bertengger di dedaunan, diam 30-40 detik, lalu terbang menyambar ke capung lain, fight di udara, kemudian menghilang cepat ke rimbunan daun-daun dan diam lagi. Sifat ini cukup kontras dengan beberapa capung dari species lain, yang biasanya sangat sibuk beterbangan kesana-kemari, bahkan ada species yang terkesan “tidak pernah hinggap” di satu tempat selama sehari penuh.

Capung Odonata Sulawesi 8L

Capung Odonata Sulawesi 8M

Capung Odonata Sulawesi 8N

Karena kebiasaan untuk berdiam di bebatuan atau dedaunan untuk waktu yang cukup lama (30-50 detik) sepanjang tidak diusik oleh capung lain, maka capung ini cukup mudah diambil gambarnya. Jadi, species ini cukup jinak dan gampang didekati. Kesulitan dalam pengambilan gambar biasanya hanya karena mereka hinggap di tempat-tempat yang kurang menguntungkan – hampir mustahil dilakukan pengambilan gambar terhadap species ini dengan background langit berawan.

Capung Odonata Sulawesi 8O

Capung Odonata Sulawesi 8P

Capung Odonata Sulawesi 8Q

Kalau kita melihat habitat yang disukai, daerah berair dan berbatu-batu yang dipenuhi tumpukan humus, hancuran material organik di sekitarnya, maka species ini terlihat sangat kontras dengan keadaan yang serba becek itu. Dengan warnanya yang cantik, mata seperti safir, capung ini tiba-tiba serasa membuat titik pandang pada lingkungan yang kumuh itu menjadi punya nilai. Jadi, capung ini merupakan life elements yang tak tergantikan oleh apapun. Karena mereka, lingkungan mikro yang lembab dan becek itu, tak jadi membosankan. Itu karena mereka memang blue emerald yang sudah berkilat, tak perlu diasah lagi. (ais)

Gambar Lokasi

Lokasi Pengambilan Gambar di Bilalang, Parepare

Foto-foto oleh Ais, 2009, dengan Canon PowerShot S3 IS


About this entry